Organisasi Kepemudaan yang mulai hilang "Batang Hidungnya"
Organisasi Kepemudaan yang mulai hilang "Batang Hidungnya" | Foto ©Pinterest |
Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) di Kota Tangerang mulai meredup eksistensinya.
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tangerang sebagai wadah OKP sangat menyayangkan ghiroh dalam berjuang sudah mulai luntur. Terhitung 2 tahun terakhir organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan sudah lengah dalam mengontrol kebijakan Pemerintah Daera maupun Pusat.
"KNPI
adalah wadah OKP berhimpun, kami dari KNPI selalu mendorong OKP yang ada
di Kota Tangerang untuk terus melakukan perkaderan di masing masing
organisasinya karena KNPI bukan organisasi perkaderan". Kata Faridal kepada tim wartaproletariy.blogspot.com (Kamis, 22/02/2018)
Setiap
organisasi memerlukan generasi-generasi baru untuk menjalankan roda
organisasi selanjutnya agar tetap eksis dan diperhitungkan keberadaannya
oleh pemerintah dan diakui oleh masyarakat. Kondisi
semacam ini membuat sekjend KNPI Kota Tangerang geleng-geleng kepala
melihat kultur dikalangan organisatoris mulai hilang jiwa kritisnya
terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap nyeleneh dan melenceng.
Faridal yang merupakan Sekretaris Jenderal KNPI Kota Tangerang mengeluhkan "Kurangnya
inovasi di setiap OKP sehingga para pemuda memandang organisasi kurang
menarik, dan kurangnya merawat kader yang sudah ada, sehingga kader yang
sudah dikader tidak aktif".
Perlu adanya kultur pembaharuan untuk menunjang kinerja organisasi dan menarik untuk diikuti oleh kalangan muda lainya.
Seirama
dengan yang disampaikan Faridal, Eman Siswanto selaku sekjen PB HMI
2007-2009 merasa kecewa dengan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan saat
ini. "organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan terjebak dalam arus
kehidupan hedonisme sehingga mahasiswa atau pemuda menginginkan hal-hal
yang serba instant, dari perjalanan panjang tersebut maka terbentuklah
pola-pola pragmatis serta oportunis, disatu sisi nalar kritispun tidak
pernah di asah antara lain melalui kajian tematik, bedah buku atau
diskusi issue dan lain sebagainya."
Dalam
generasi milenial, pemuda dihadapkan pada gejolak ekonomi dan
kecanggihan teknologi yang membuatnya enggan peduli terhadap sesama.
Ditambah proses akademik yang semakin padat menuntut pemuda lengah akan
kebijakan yang dibuat oleh stakeholder.
"Arus globalisasi dan modernisasi menjadi faktor penyebab utama." tegas Eman
Ini
yang menjadi kecemasan bagi masyarakat bila pemuda sudah memilih tuli
dan membutakan diri. Diharapkan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan
bisa melihat dengan cermat dan bersikap tegas terhadap persoalan
masyarakat yang ada saat ini.
Selanjutnya,
Mantan Sekjend PB HMI ini menyebutkan bahwa "dengan adanya handphone,
anak muda sekarang bisa mengakses berbagai macam informasi salah satunya
e-book. sedangkan jaman dahulu anak muda kalau mau baca buku ya beli di
toko buku bahkan agar dapat buku banyak beli di toko buku loakan".
Kecanggihan
teknologi bukan menjadi momok yang manakutkan, justru lebih mudah untuk
menggali informasi selama dipergunakan sesuai fungsinya.
"Segera OKP berbenah diinternalnya karena jaman sudah berbeda" pungkas Faridal.